PERAN SISWA DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI LINGKUNGAN SEKOLAH

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan yang menyita perhatian kita akhir-akhir ini. Betapa tidak hampir seluruh wilayah indonesia terutama wilayah perkotaan angka kasus DBD terus meningkat, namun tidak menutup kemungkinan juga terjadi di wilayah pedesaan.Sepanjang Januari 2016 Direktorat Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis Kementerian Kesehatan mencatat 3.298 kasus DBD dengan jumlah kematian sebanyak 50 kasus di Indonesia. Sementara di daerah KLB tercatat 492 kasus, 25 kasus diantaranya meninggal.
Peran serta masyarakat merupakan komponen utama dalam pengendalian DBD, mengingat vektor DBD nyamuk Aedes aegypti jentiknya ada di sekitar permukiman dan tempat istirahat nyamuk dewasa sebagian besar ada di dalam rumah. Peran serta masyarakat dalam hal ini adalah peran serta dalam pelaksanaan PSN secara rutin. PSN secara rutin dapat membantu menurunkan kepadatan vektor, berdampak pada menurunnya kontak antara manusia dengan vektor, akhirnya terjadinya penurunan kasus DBD.Kelompok anak sekolah merupakan bagian kelompok masyarakat yang dapat berperan strategis, mengingat jumlahnya sangat banyak sekitar 20% dari jumlah penduduk Indonesia adalah anak sekolah SD, SLTP dan SLTA. Anak sekolah tersebar di semua wilayah Indonesia, baik daerah perkotaan maupun pedesaan.
Anak sekolah termasuk kelompok yang rentan terkena DBD. Menurut dr. H. Mohammad Subuh, MPPM Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI mengatakan bahwa kebanyakan usia yang mudah terserang DBD berada di usia anak sekolah, terutama di jam-jam kegiatan belajar yaitu jam 8 sampai 10 pagi. Terutama lagi seragam yang digunakan anak SD ialah celana/rok pendek yang artinya sangat memiliki kemungkinan besar untuk anak terkena DBD lebih banyak dibandingkan orang dewasa. Sebenarnya apa itu DBD dan bagaimana penularannya. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menular melalui gigitan nyamuk ditandai dengan panas (demam) dan disertai dengan perdarahan, yang disebabkan oleh virus dengue. Demam Berdarah Dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang hidup di dalam dan di sekitar rumah.
Nyamuk Aedes memiliki siklus hidup (tahapan kehidupan) secara sempurna, antara lain telur, jentik, kepompong dan nyamuk dewasa. Masa pertumbuhan dari telur, jentik, kepompong hingga menjadi nyamuk sekitar 8-12 hari, tergantung dari suhu dan kelembaban. Semakin tinggi suhu dan kelembaban semakin cepat masa pertumbuhan nyamuk.Salah satu upaya untuk mencegah dan membrantas kejadian demam berdarah adalah dengan Pemberantas Sarang Nyamuk disingkat PSN. PSN adalah tindakan pemberantasan sarang nyamuk melalui kegiatan menutup, menguras dan memanfaatkan barang bekas yang masih bernilai (yang dikenal dengan istiah 3M). PSN 3M merupakan kegiatan terencana secara terus menerus dan berkesinambungan. Gerakan ini merupakan kegiatan yang paling efektif untuk mencegah terjadinya penyakit DBD serta mewujudkan kebersihan lingkungan dan perilaku hidup sehat.
Pemahaman PSN bagi anak sekolah berperan untuk menanamkan perilaku PSN pada usia sedini mungkin, yang akan digunakan sebagai dasar pemikiran dan perilakunya dimasa yang akan datang. Selain itu, menggerakan anak sekolah lebih mudah dibandingkan dengan orang dewasa dalam pelaksanaan PSN. Oleh karena itu siswa perlu dilatih untuk menjadi Jumantik cilik atau juru pemantau jentik. Jumantik Anak Sekolah adalah anak sekolah dari berbagai jenjang pendidikan dasar dan menengah yang telah dibina dan dilatih sebagai juru pemantau jentik (Jumantik) di sekolahnya. Pembentukan dan pelaksanaan Jumantik-PSN Anak Sekolah dimaksudkan untuk ikut serta mendukung program pemerintah dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) penular demam berdarah dengue dan chikungunya serta sebagai salah satu upaya pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sejak usia dini.
Selain mendidik mereka sebagai kader Jumantik PSN DBD di sekolah, juga bertujuan menanamkan rasa tanggung jawab terhadap diri dan lingkungan sekitar, sehingga anak-anak sekolah yang menjadi kader jumantik tersebut juga bisa menjadi Kader dilingkungan tempat tinggalnya.
            Peran dan tanggung jawab Jumantik-PSN di sekolah antara lain :
  1. Melakukan kegiatan pemantauan jentik dan PSN di lingkungan sekolah secara rutin seminggu sekali.
  2. Membuat catatan/laporan hasil pemantauan jentik dan PSN di sekolah
  3. Melaporkan hasil pemantauan jentik kepada Guru Penanggung Jawab Jumantik-PSN sekolah seminggu sekali
  4. Melakukan sosialisasi PSN 3M dan pengenalan DBD kepada rekan-rekan siswa-siswi lainnya.
  5. Berperan sebagai penggerak dan motivator siswa-siswi lainnya agar mau melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk terutama di lingkungan sekolah dan tempat tinggalnya.
  6. Berperan sebagai penggerak dan motivator bagi keluarga dan masyarakat agar mau melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk terutama di lingkungan tempat tinggalnya
            Siswa sekolah memiliki peran dan potensi yang besar dalam pencegahan DBD, karena bagaimanapun pencegahan itu lebih baik daripada mengobati. Siswa sekolah yang tergabung dalam Jumantik diharapkankan dapat berkontribusi sebagai motivator dan penggerak bagi siswa lainnya dalam kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk dilingkungan sekolah, termasuk dilingkungan keluarga dan tempat tinggalnya, sehingga berdampak signifikan terhadap penurunan kasus dan kematian DBD.
Daftar Pustaka
http://pppl.depkes.go.id/_asset/_download/Microsoft%20Word%20-%20Juknis%20Jumantik-PSN%20Anak%20Sekolah_Online.doc.pdf diunduh tanggal 16 Februari 2016 jam 10.00 WIB
http://health.liputan6.com/read/2410594/kemenkes-galakkan-pemberantasan-sarang-nyamuk-di-sekolah diakses tanggal 16 Februari 2016 jam 10.08 WIB
http://www.depkes.go.id/article/view/16020900002/kendalikan-dbd-dengan-psn-3m-plus.html diakses tanggal 16 Februari 2016 jam 11.30 WIB
Sumber : https://ronaladi91.wordpress.com