Nuzulul Qur’an 1439 H /2018 M di Masjid Baitul Muttaqien

Hari Jum’at Malam Saptu tanggal 1 Juni 2018 bertepatan dengan malam 17 Ramadhan 1439 H Team Safari Ramadhan Kecamatan Sapung terdiri dari Forum Pimpinan Kecamatan, Majelis Ulama Indonesia Kecamatan Sampung, Kepala Kantor Urusaan Agama Kecamatan Sampung, Ketua Tanfidliyah MWC Nahdlotul Ulama Kecamatan Sapung mengadakan safari ramahdan di Masjid Baitul Muttaqien Dukuh Medang Desa Sampung. Sholat Isya berjama’ah dilanjutkan dengan sholat Tarwih  dan diakhiri dengan sholat witir yang dipimpinan oleh Imam Masjid Bapak Kyai Asmuri, nampak begitu luarbiasa syiar yang berkumandang, betapa tidak lantaran jam’ahnya melimpah sampai ke halaman masjid, semoga keberkahan senantiasa berlimpah kepada seluruh jama’ah.

Setelah rangkai sholat usai, maka ada sambutan pengarahan dari Camat Sampung Drs. H Fadhlal M.Si, beliau mengingatkan bahwa waktu terus berjalan  dan tiada terasa romadhan sudah berada ditengah  karena malam ini sudah memasuki malam 17 romadhan, sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi kita akan ditinggalkan oleh Bulan Romadhon, Bulan yang penuh berkah ini. Untuk itu kepada seluruh jama’ah mari kita sama -sama meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah kita mumpung masing di bulan Ramahdan.  Selanjutnya kami mengingatkan kepada seluruh ja’ah dan masyarakat yang berada dirumah dan sempat mendengarkan sambutan ini, bahwa pada tanggal 27 Juni 2018 yang akan datang, kita masyarakat Jawa Timur akan mengakan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubenur, untuk itu kami berharap agar masyarakat yang sudah memiliki hak pilih untuk menggunakan hak Pilihnya untuk datang ke TPS yang ditunjuk guna memberikan hak suaranya kepada Calon yang telah tersedia.

Pada salah satu malam di bulan Ramadhan yang mulia ini, diturunkan wahyu pertama al-Quran.  Malam itu yang disebut malam Nuzulul Quran. Kata nuzul dalam bahasa Arab berarti sebuah  proses turunnya sesuatu dari yang metafisik kepada sesuatu yang fisik. Maka, Nuzulul Quran berarti proses turunnya Alquran dari yang metafisik, yaitu Allah s.w.t. menuju yang fisik yaitu Rasulullah Muhammad saw.Ada perbedaan pendapat seputar tanggal atau waktu turunnya al-Qur’an tersebut. Ada yang meriwayatkan bahwa Nuzulul Qur’an terjadi pada tanggal 17 ramadhan, ada pula yang mengatakan 21, dan adapula yang berpendapat tanggal 23, 24 dan seterusnya. Perbedaan pendapat tersebut karena memang tidak ada keterangan resmi yang datang dari baginda Rasulullah saw mengenai kapan tepatnya tanggal diturunkannya al-Qur’an tersebut. Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Fath al-Bari menuliskan, bahwa terdapat kurang lebih 40 pendapat ulama seputar kapan Nuzulul Qur’an tersebut.

Lalu bagaimana sejarahnya, kenapa kita dan khususnya masyarakat muslim Indonesia memperingati Nuzulul Qur’an ini pada tanggal 17 ramadhan seperti saat sekarang.? Ternyata jika kita membaca sejarah bangsa kita, peringatan Nuzulul Qur’an yang jatuh pada tanggal 17 ramadhan ini tidak lepas dari gagasan H. Agus Salim dan persetujuan Bung Karno (Presiden RI pertama). Seperti yang kita maklum bahwa bangsa kita mendeklarasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, Maka sebagai rasa syukur yang tiada terhingga atas nikmat kemerdekaan ini pula, maka perayaan Nuzulul Qur’an disamakan tanggalnya yaitu sama-sama mengambil angka 17 bulan ramadhan. Seakan-akan para fouding fathers kita hendak mengatakan bahwa, mensyukuri nikmat kemerdekaan, tidak kalah dengan mensyukuri nikmat turunnya al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman ummat Islam. Maka mulai saat itu – di zaman Bung Karno – sampai sekarang peringatan Nuzulul Qur’an senantiasa diperingati di istana Negara pada tanggal 17 Ramadhan dan kerap diikuti oleh sebagian besar ummat muslim di Indonesia. Ketrangan lebih detail dapat dilihat di buku “Bung Karno dan Wacana Islam” (Kenangan 100 Tahun Bung Karno).

Mengapa begitu penting memperingati preistiwa Nuzulul Quran?  karena Al-Quran adalah kitab hidayah atau petunjuk bagi seluruh alam. Kandungan Al-Quran memang bermacam-macam, ada cerita, geografi, sejarah, fisika, kedokteran dan lain-lain, namun itu semua berfungsi sebagai pendukung dan penjelasan untuk menuju kepada satu tujuan, yaitu hidayah atau petunjuk Allah kepada umat manusia.

Terdapat beberapa syarat agar kita dapat menemukan hidayat yang dimaksud oleh Allah swt dalam kandungan yang terdapat dalam al-Qur’an.Yang pertama: Kita harus terlebih dahulu membaca al-Quran tersebut secara seksama, hal ini sebagaimana pesan wahyu pertama dalam surat al-Alaq, yang berbunyi (Iqra’) atau bacalah.!   Yang kedua: Kita harus memahami isi dan kandungan yang terdapat dalam surat dan ayat yang kita baca tadi.  Hal ini disebabkan membaca saja tidak cukup untuk mengetahui rahasia kandungan dan maksud yang Allah maksud dalam al-Qur’an tersebut.

Yang ketiga: Setelah kita memahami isi dan kandungan al-Qur’an barulah kita mengajarkan kepada orang lain, agar orang lain pun dapat membaca dan memahami al-Quran secara baik.  Sebagaimana hadits nabi yang diriwatkan oleh Usman bin Affan ra. dari Nabi saw. ia bersabda; “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Alquran dan mengajarkannya kepada orang lain”.(Bukhari). Al hafiz Ibnu Katsir dalam kitabnya Fadhail Quran halaman 126-127 berkata: Maksud dari sabda Rasulullah saw. “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkan kepada orang lain” adalah, bahwa ini sifat-sifat orang-orang mukmin yang mengikuti dan meneladani para rasul. Mereka telah menyempurnakan diri sendiri dan menyempurnakan orang lain. Hal itu merupakan gabungan antara manfaat yang terbatas untuk diri mereka dan yang menular kepada orang lain.

Yang keempat: Mengamalkan ajaran dan kandungan yang terdapat dalam al-Qur’an. Pada tahap pengamalan inilah yang sangat berat, sebab pengetahuan yang didapat akan tidak berguna jika tidak dibarengi dengan pengamalan dalam prilaku dan perangai kita setiap harinya.Semoga dengan momentum Nuzulul Qur’an ini, kita dapat tergugah untuk meningkatkan kemampuan kita dalam mengejar hidayah Allah tersebut. Tentunya hidayah yang diharapkan tidak sekedar hidayah spiritual, namun hidayah yang komprehensif meliputi semua aspek kehidupan  kita. Itulah inti yang terkandung dalam kalimat “iqra’ bismirabbika”, bacalah dan pelajarilah semua aspek kehidupan ini dengan nama Tuhanmu dan melalui petunjuk-pertunjuk yang diberikan oleh Tuhanmu.

 

Ustadz Muladi Mughni, MA