Tanggapan Prof H Mahfud MD tentang Pernyataan Ketum Gerindra

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menilai pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menyatakan Indonesia bubar pada 2030 hanya fiksi dan tidak tepat.Menurut Mahfud, penyataan tersebut hanyalah sebuah fiksi yang sebenarnya sulit sekali bisa terjadi di waktu tersebut. Terlebih, banyak juga kajian ilmiah yang justru menyatakan Indonesia akan lebih baik pada tahun tersebut.

“Itu cuma fiksi, karena banyak kajian-kajian sebelumnya juga telah menyatakan itu. Dan yang saya tahun dari kajian Mckinsey justru Indonesia akan tumbuh tinggi berdasarkan demografi dan data lainnya,” kata Mahfud di ILC tvOne, Selasa 3 April 2018.Untuk itu, lanjut dia, sebaiknya perdebatan-perdebatan soal Indonesia bubar pada 2030 tidak perlu lagi diperpanjang. Terlebih debat ini sudah pada para pendukung Presiden Jokowi dan Prabowo.”Setiap masalah yang disebutkan sudah ada sejak dulu dan itu turun menurun dan hanya saja sekarang siapa yang menyanyikan itu untuk setiap pilkada dan pemilu,” jelasnya.

Mahfud mengungkapkan, dengan kondisi tersebut sebenarnya bangsa Indonesia perlu memperhatikan empat masalah ini agar negara ini tidak bubar dengan cepat.Masalah tersebut, yaitu pertama terkait penegakan hukum yang jangan hanya berputar-putar, terlebih itu bisa kita salah jalan dan buat rakyat tidak percaya.Kedua adalah distrust yang akhirnya menciptakan masalah yang ketiga yaitu pembangkangan di masyarakat. Hal itu, kemudian juga akan menciptakan disintegrasi yang menjadi masalah keempat.

“Itu bisa berubah tergantung dari kita sendiri mau perbaiki hal itu atau tidak,” ujarnya.Pakar Hukum Tata Negara Mahfud MD menilai, tidak ada masalah dengan yang dikemukakan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam pidatonya asalkan tidak menyebut satu titik tahun. “Sebut tahun 2030 (Indonesia bubar) itu salahnya karena tidak ada datanya,” ujar Mahfud dalam acara Indonesia Lawyer Club tvOne, Selasa malam, 3 April 2018.Sebenarnya, menurut Mahfud, tidak masalah jika menyampaikan peringatan. Namun, dia mempertanyakan bagaimana cara menghitung Indonesia ambruk pada 2030. “Itu yang dikritik orang,” ujarnya.

 Mahfud mengemukakan, soal ada yang korupsi, kesenjangan, aset dikuasai asing sudah ada sejak dulu. Dia menengarai, persoalan itu kerap menjadi kampanye eksekutif maupun legislatif saat Pemilu. Namun, setelah selesai Pemilu tidak ada yang bisa menyelesaikan masalah tersebut.Dia menilai, pada akhirnya pedebatan saat ini seakan memperlihatkan perang Jokowi dan Prabowo. “Padahal keduanya telah saling bertemu, berkuda bareng,” ujarnya.Dalam kesempatan itu, Mahfud juga meluruskan bahwa dia tidak pernah membully Prabowo. “Tidak pernah,” ujarnya.
Sumber : https://www.viva.co.id/berita/nasional