Daftar Orang-Orang yang Didoakan Malaikat

Seringkali kita berkunjug ke rumah orang tua, atau mungkin hanya menelponnya hanya untuk meminta doa mereka. Tapi tahukah anda, ada makhluk hebat lain yang bisa kita harapkan doanya? Makhluk hebat itu bernama malaikat, makhluk yang selalu taat kepada Allah sang Maha Besar. Berikut ini adalah daftar orang-orang yang didoakan oleh malaikat. Semoga kita termasuk di dalamnya…

1. Orang-orang yang menunggu shalat
“Tidaklah salah seorang di antara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya; Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia.”(HR. Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim: 469)
Catatan: yang dimaksud adalah menunggu iqamat saat shalat berjamaah di masjid.

1. Doa Bagi Kedua Orang Tua, Juga Nasehat Bagi Kita Semua “Allahummaghfir lii dzunubi Wa li Walidayya Warhamhuma Kamaa Robbayaani Shoghira”s opo Kang Pengen Uripe Berkah Sopo Kang Pengen Mati Husnul Khatimah Ayooo.. Tumandang Sholat Berjama’ah

Syair tersebut memiliki dua maksud dan dalam dua bahasa. Yang pertama adalah mengandung doa bagi kedua orang tua kita. Agar Allah SWT berkenan untuk memberikan ampunan kepada kita semua dan kepada orang tua kita, serta agar Allah SWT mengasihi mereka sepertihalnya mereka mengasihi kita dikala kecil. Mendoakan orang tua merupakan salah satu cara kita untuk berbakti kepada orang tua yang merupakan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Dalam Al-Qur’an [Al Isra/17`: 23] juga menjelaskan agar kita berbuat baik kepada ibu dan bapak kita.

وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلآ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu.

Nabi Muhammad SAW juga menjelaskan pentingnya berbakti kepada orang tua dalam hadisnya [HR Bukhari no. 5.970] bahkan Nabi mengutamakan bakti kepada mereka atas jihad fi sabilillah. Ibnu Mas’ud berkata:

سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

Aku pernah bertanya kepada Rasulullah,”Amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab,”Mendirikan shalat pada waktunya.” Aku bertanya kembali,”Kemudian apa?” Jawab Beliau,”Berbakti kepada ke orang tua,” lanjut Beliau. Aku bertanya lagi,”Kemudian?” Beliau menjawab,”Jihad di jalan Allah.”

Dalam bait syair yang kedua dilantunkan dalam bahasa Indonesia, juga mengandung makna yang amat dalam. Sebuah ajakan bagi siapa saja yang menginginkan hidupnya berkah, serta meninggal dalam keadaan husnul khatimah maka seyogyanya menjalankan sholat berjamaah. Nabi Muhammad SAW bersabda (diterangkan dalam kitab bulughul maram):

َعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا-; أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( صَلَاةُ اَلْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ اَلْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Abdullah Ibnu Umar Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sholat berjama’ah itu lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada sholat sendirian.” Muttafaq Alaihi.

2. Syair Memohon Ampunan dan Bertaubat “Astaghfirullahal’adzim Alladzii Laailaha Illa huwalhayyul Qoyyumu Wa Atubu Ilaihi Taubatan ‘Abdin Dzolimi Laa Yamliku Linafsihi Dhoro Wa La Naf’a Wa La Mauta wa La Hayaata wa La Nushura”

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِي لاَ اِلهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَ أَتُوْبُ إِلَيْهِ تَوْبَةَ عَبْدٍ ظَالِمٍ لاَ يَمْلِكُ لِنَفْسِهِ ضَرًّا وَ لاَ نَفْعًا وَ لاَ مَوْتًا وَ لاَ حَيَاةً وَ لاَ نُشُوْراً

Merupakan Syair Pengakuan seorang hamba yang penuh dengan dosa. memohon kepada Tuhannya untuk kiranya berkenan mengampuni segala dosanya. “Yaa Allah.. Sungguh tidak ada Tuhan selain engkau. Dan saya bertaubat dengan sungguh-sungguh kepada-Mu dengan sebenar-benar taubat, taubat seorang hamba yang penuh dengan kedzaliman, hamba yang bahkan tidak memiliki dirinya sendiri, yang tidak mampu membuat mudharat atau manfaat untuk hidup, mati, bahkan hingga bangkit kembali”. Ini merupakan salah satu doa yang biasa dibaca ketika setelah melakukan sholat Taubat. Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an Surat At- Tahrim ayat 8:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaubatlah kamu kepada Allah dengan ‘Taubat Nasuha’ (taubat yang sebenar), mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapuskan kesalahan-kesalahan kamu dan memasukkan kamu ke dalam Syurga yang mengalir di bawahnya beberapa sungai, pada hari Allah tidak akan menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengannya; cahaya (iman dan amal soleh) mereka, bergerak cepat di hadapan mereka dan di sebelah kanan mereka (semasa mereka berjalan); mereka berkata (ketika orang-orang munafik meraba-raba dalam gelap-gelita): “Wahai Tuhan kami! Sempurnakanlah bagi kami cahaya kami, dan limpahkanlah keampunan kepada kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu”

3. Syair Sayyidul Istighfar  اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

Tidak jauh beda maksud syair ini dengan syair nomor 2 diatas, yaitu memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa dan kesalahan. Sayyidul IStighfar sendiri merupakan kalimat istighfar yang sangat masyhur karena merupakan kepala / rajanya dari lafadz istighfar. Nabi Muhammad SAW bersabda:

مَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا ، فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِىَ ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهْوَ مُوقِنٌ بِهَا ، فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ، فَهْوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang mengucapkannya (sayyidul istighfar) pada siang hari dan meyakininya (ampunannya akan diterima oleh Allah), kemudian dia mati pada hari itu sebelum waktu sore maka dia termasuk golongan penghuni surga, dan barangsiapa mengucapkannya pada malam hari dalam keadaan meyakininya, kemudian dia mati sebelum waktu pagi tiba maka dia termasuk golongan penguhuni surga.”

Hadits shohih tersebut diriwayatkan oleh:

  • Al Bukhori dalam shohihnya no 63o3, 6323 dan al Adabul Mufrad no 617, 620.
  • An Nasa-i, as Sunnanul Kubra no 9763, 10225.
  • Ath Thabarni dalam kitabnya al Mu’jamul Kabir no 7172 dan al Mu’jamul Ausath no 1018 dan kitab ad Du’aa no 312-313.
  • Ibnu Hibban dalam kitab at Ta’liiqaatul Hisaan no 928-929

4. Rabbana Yaa Rabbana Dholamna Anfusana  Rabbana Yaa Rabbana. Rabbana Dzalamna Anfusana wa Inlam Tagfirlana wa Tarhamna Lanakunanna Minal Khasiri

Masih dengan makna sebuah pengakuan hamba yang penuh dengan dosa, agar segala kesalahan mendapat ampunan dari Allah SWT.

5. Syair Mohon Husnul Khatimah  “Laa ilaaha illallah Al Malikul Haqul Mubin Muhammadu Rasulullah Shodiqul Wa’dil Amin” Yaa Allah Kulo Nyuwun Ibadah Kulo Istiqomah Yaa Allah Kulo Nyuwun Pejah Kulo Husnul Khatimah

Syair yang satu ini adalah syair Tauhid, yang dilanjutkan dengan syair memohon agar bisa beribadah secara istiqomah dan meninggal dalam keadaan Husnul Khatimah. Kita sadar bahwa semua kekuatan yang kita terima, termasuk dalam menjalankan segala macam ibadah, merupakan karunia dari Allah SWT, sehingga kita memohon untuk dikuatkan bisa beribadah secara istiqomah. Kita juga seyogyanya memohon kepada Allah SWT agar diwafatkan dalam sebaik-baik keadaan, yaitu Husnul Khatimah.

6. Sholawat Asyghil

Merupakan sholawat yang sering dibaca di kampung-kampung, terutama ketika sedang mengalami masa sulit di tahun 80an.

Lirik Teks Sholawat Asyghil
Lirik Teks Sholawat Asyghil

 Ya Allah, limpahkanlah sholawat kepada junjungan kami Nabi Muhammad. Dan sibukkanlah orang-orang zhalim (agar mendapat kejahatan) dari orang zhalim lainnya. Keluarkanlah kami dari kejahatan mereka dalam  keselamatan. Dan berikanlah sholawat kepada seluruh keluarga Nabi serta para sahabat beliau

Berikut dibawah salah satu Pembacaan syair sholawat Asyghil sebagai puji-pujian setelah adzan.

# Syair Sholawat dan Nasehat Lainnya

Masih begitu banyak syair sholawat dan nasehat lainnya yang sering dikumandangkan di daera-daerah seperti Syair Tanpo WAton Karya Gusdur, Syair Sholawat Padang Bulan karya Habib Luthfi, Sholawat Nariyah, Syair Sholawat khas Habib Syekh, Syair Abu Nawas, dan lain sebagainya.Mungkin juga didaerah kamu ada yang berbeda, entah lirik maupun nada, namun tujuannya sama yaitu menyuarakan kebaikan. Jika kamu tau syair-syair apa lagi yg sering kamu dengar, bagikan di kolom komentar yaa.. ?


2. Orang-orang yang ada di shaf depan di dalam shalat berjamaah.
“Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya bershalawat kepada (orang – orang) yang berada pada shaf-shaf terdepan.”
(HR. Imam Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah dari Barra’ bin ‘Azib)
Ayo shalat berjamaah di masjid dan pilih shaf terdepan!

Shalat jamaah memang menyimpan banyak keutamaan. Mulai dari melangkahkan kaki dari rumah menuju ke masjid sampai ia pulang kembali. Semuanya terhitung pahala. Apalagi ketika mendapati shaf pertama. Dalam banyak riwayat, Rasulullah SAW menjelaskan tentang keutamaan dan pahala yang bakal diperoleh oleh siapa pun yang berdiri di shaf pertama shalat berjamaah. Di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda:

لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لَاسْتَهَمُوا

“Seandainya manusia mengetahui pahala yang terdapat pada seruan azan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak bisa mendapatkannya kecuali dengan melakukan undian, niscaya mereka akan melakukannya.” (HR Bukhari)

Ath-Thayyibi memberi komentar atas hadits tersebut, “Beliau tidak menjelaskan bentuk keutamaannya secara rinci, sebagai sebuah metafora. Maknanya, keutamaan ini merupakan sesuatu yang tidak terbatas dan tidak bisa diungkapkan. Demikian pula dengan adanya perlombaan yang memaksa mereka untuk saling mengundi juga mengisyaratkan ketinggian nilainya, sebab mereka tidak akan berbuat demikian kecuali untuk sesuatu yang sangat berharga.” (Faidhul Qadir: V/429. Lihat Mirqâtul Mafâtîh: III/76)

Shaf pertama seperti shafnya malaikat

Dari jabir bin Samrah ia berkata:BACA JUGA  Hukum Merayakan Tahun Baru dalam Islam

خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَال أَلاَ تَصُفُّونَ كَمَا تَصُفُّ الْمَلاَئِكَةُ عِنْدَ رَبِّهَا. فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ تَصُفُّ الْمَلاَئِكَةُ عِنْدَ رَبِّهَا قَالَ يُتِمُّونَ الصُّفُوفَ الأُوَلَ وَيَتَرَاصُّونَ فِى الصَّفِّ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar kepada kami dan bersabda, ‘Tidakkah kalian ingin bershaf seperti shaf Malaikat di hadapan Tuhannya?’ Kami (para sahabat) bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana Malaikat bershaf di hadapan Tuhannya?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Mereka menyempurnakan shaf-shaf awal dan merapatkan shaf.” (HR. Muslim)

Syaikh Ahmad Abdurrahman Al-Banna berkata bahwa sabda Nabi yang berbunyi, “Seperti shafnya malaikat,” maksudnya adalah dalam hal kedekatan kepada Allah, turunnya rahmat, kesempurnaannya, dan kelurusannya.” (Bulûghul Amâni min Asrâri Fathir Rabbâni: V/171, ‘Aunul Ma’bûd: II/263)

Para malaikat berdoa kepada yang berdiri di shaf pertama
Di dalam beberapa hadits telah tercantum bahwa Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada shaf-shaf pertama. Di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa Nu’man bin Basyir ra berkata, “Aku mendengar Nabi bersabda:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصُّفُوفِ الأُوَلِ

“Sesungguhnya Allah dan Malaikat bersalawat untuk shaf-shaf pertama” (HR. Abu Dawud; hasan)

Makna shalawat Allah atas mereka—sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Raghib Al-Ashfahani—adalah penyucian Allah terhadap mereka. Adapun maksud shalawatnya malaikat adalah permohonan doa dan ampunan. (Al-Mufradât fî Gharîbil Qur’ân hal. 285. Lihat juga Fathul Bâri: XVIII/137)

BACA JUGA  Hukum Merayakan Tahun Baru dalam Islam

Nabi bershalawat kepada shaf pertama dan kedua

Imam An-Nasa’i meriwayatkan dari ‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bershalawat kepada shaf pertama sebanyak tiga kali dan kepada shaf kedua sebanyak sekali.” (HR Nasa’i: II/92, Al-Albani menyatakan bahwa hadits ini shahih dalam Shahîh As-Sunan.)

Makna shalawat Nabi sebanyak tiga kali—sebagaimana yang diucapkan oleh Al-‘Allamah As-Sindi—adalah beliau memohonkan rahmat dan ampunan bagi mereka sebanyak tiga kali. (Hâsyiah As-Sindy: II/93)Imam Ibnu Hibban juga menyebutkannya di dalam Shahih-nya dengan judul: Nabi memohonkan ampunan sebanyak tiga kali bagi orang yang mengerjakan shalat di shaf pertama. (Al-Ihsân fî Taqrîbi Shahîh Ibni Hibbân: V/531)Alangkah bahagianya orang yang didoakan dan dimohonkan ampunan oleh kekasih Allah Ta’ala dan manusia yang paling mulia. Semoga kita termasuk yang didoakan tersebut. Amiin!

Fakhruddin

Sumber: Buku “Fadhilah shalat berjamaah” Karya Fadhl Ilahi, Penerbit; Aqwam, Solo

3. Orang-orang yang mau menyambung shaf shalat berjamaah
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf.” (HR. Imam Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah) Catatan: maksudnya, jika melihat shaf di depannya masih kosong, mereka segera mengisinya

4. Orang-orang yang mengucapkan aamiin dalam shalat jamaah 
“Jika seorang Imam membaca; ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh-dhaallin’, maka ucapkanlah oleh kalian “aamiin”, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu.” (HR. Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari: 782) Catatan: lagi-lagi yang mendapat doa malaikat adalah orang yang shalat berjamaah

Sumber : https://www.kiblat.net