20 Orang Calon Wirausaha Mebel di Desa Pagerukir Sampung

Desa pagerukir Kecamatan Sampung merupakan suatu desa perbatasan antara Jawa Timur dengan Jawa Tengah, dimana  penduduk setempat memiliki tsikap Goradisi gotong royong yang telah tumbuh berkembang sejak masa lampau hingga saat ini, penduduk Pagerukir  rata-rata berpencaharian petani ( termasuk buruh tani), juga pekerja bangunan  yang boleh dibilang  tidak luarbiasa pertumbuhan ekonominya, namun dengan semangat gotongroyong dan memanfaatkan potensi lingkungan yang ada pada masyarakat desa Pagerukir, maka pola hidup  yang sederhana menjadikan masyarakat pagerukir tetap tentram dan damai walau tidak bergelimang harta.

Pemerintah Desa pagerukir di era kepemimpinan Bapak Sarnu dapat membuktikan bahwa dengan semangat gotongroyong dengan pola hidup sederhana menjadikan desa Pagerukir sebagai desa tertinggal yang tentram dan damai namun memiliki semangat untuk maju, dan terus berupaya membangun kemitraan dengan berbagai pihak, baik dengan lembaga swasta maupun dengan lembaga pemerintah.Pada tanggal 12 Pebruari 2018 diselenggarakan Pembukaan Pelatihan Mebel bagi 20 orang warga desa pagerukir, dan selama 150 jam mereka mendapatkan materi tentang pertukangan yang dibimbing langsung oleh instruktur ” Bapak Zainuddin ”  dari UPT Latihan Kerja Provinsi Jawa Timur, yang rencananya kegiatan tersebut akan ditutup besok Kamis Tanggal 1 Maret 2018 di Balai Desa Pagerukir.

20 orang peserta tersebut  merupakan calon wirausaha bidang meubel  yang berasal dari tiga dukuh yang ada di desa Pagerukir, 9 Orang dari dukuh Ngudal, 4 Orang dari Dukuh Temon dan 7 Orang dari dukuh Pagerukir. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Pak Marji (Jogoboyo) sebagai koordinator peserta, bahwa para peserta mengikuti kegiatan dengan penuh kesungguhan, bahkan sangat bersemangat karena mereka juga mendapatkan fasilitas bantuan peralatan dan bahan pelatihan serta mendapatkan uang transportasi  setiap hari Rp.50.000,- atau total Rp.700.000,-  dari uang saku sebanyak itu, kesepakatan dari semua peserta, maka yang Rp.300.000  dibelikan peralatan untuk modal kerja kelompok, sehingga purna pelatihan mereka dapat mengembangkan ketrampilannya, semoga kedepan akan semakin besar dan mampu meningkatkan taraf hidup mereka (anifa)